Selasa, 22 November 2011

Aku berkata ini "Sebuah Televisi"

"  Sebuah kehidupan di mulai, Kamis 25 Juni 1992. Hari itulah aku dilahirkan di dunia, hari itulah seorang ibu berjuang mempertaruhkan nyawanya demi seorang bayi mungil. Ayu... begitulah orang memanggilku. Nama panggilan dari seorang nenek tua yang tinggal tak jauh dari rumahku. Ayah dan ibuku begitu menyayangiku, dengan penuh kehangatan mereka merawatku. Ibu yang disetiap harinya menimangku, menjagaku hingga aku tertidur. Rengekan tangisanku seoalah bukan menjadi lelahnya. Nenek pun begitu menyayangiku dan ikut serta merawatku. Ini benar - benar kehidupan yang diberikan oleh Tuhan.

Bagaimana aku harus menceritakan ini ? Sebuah cerita yang awalnyapun aku tidak mengetahuinnya. Secarik harapan untuk ini semua, untuk terus berusaha bercerita. Dan aku mulai ketika umurku hampir genap 4 tahun, tanggal 25 Juni 1996. Hari itu aku menunggu ayah datang dan mengucapkan selamat ulang tahun untukku. Tapi sayang sekali, ayah yang akku tunggu - tunggu tidak kunjung datang menemuiku. Ayah... aku begitu menyayanginya... Hari itu aku tersadar kalau ayah tidak lagi ada untukku, dia sudah 1 minggu terbaring di pusarannya. Dia tertidur untuk waktu yang cukup lama. Dia benar - benar pergi tepat 1 minggu sebelum hari bahagiaku, 16 Juni 1996 untuk selamanya. Aku masih ingat apa yang ayah hadiahkan untukku pada waktu itu. Sebuah televisi tebagus pada jamannya, yahh.. benar aku bilang bagus pada jamannya. Sudah lama aku menginginkan televisi ini.

Dulu ketika ayah belum membelikannya, aku sering tidak mau pulang dari rumah tetangga karena di rumahku tidak ada televisi. Televisi kami diberikan kepada kakak - kakakku yang tinggal di rumah nenek. Itulah alasan kenapa aku menginginkan televisi. Seiring berjalannya waktu, televisi tersebut mulai rapuh dimakan usia. Sudah lama sekali, bahkan monitor komputer yang dulunya sering aku pakai ngedit foto, sekarang menjadi pengganti televisi yang telah usang. Sekarang ini aku hanya bisa memandangi televisi itu, berharap untuk melihat acara tv bersama ayah. Teringat sebuah kenangan bersama ayah dan ibu ketika melihat acara tv, aku selalu menunjuk iklan yang aku sukai. Aku selalu berkata kepada mereka "aku mau beli itu....." kataku kepada ayah". 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar