Senin, 28 November 2011

Hidup adalah bernafas saat tertawa

  Dari mana aku memandangnya ? Sebuah sudut yang bahkan tidak dapat terlihat oleh mata telanjang sekalipun. Hari ini tidak seperti biasanya, benar - benar berbeda. Jingga yang biasanya menyelimuti pandanganku, hari benar - benar menjadi sebuah prolog baru. Aku, Pipin, dan Agnes.... kami bertiga berteman sejak masih duduk di bangku persekolahan. Seolah waktu yang tak mau mengenal arah, kami tak ubahnya sebuah perkumpulan canda dan tawa. Inilah yang kami namakan hidup, tiada hari tanpa tertawa. Tak jarang kami menyadari bahwa awan mendung sering kali menyelimuti mata kami, akan tetapi kami hanya butuh waktu sedikit saja untuk menghilangkannya. Bukankah ini terlihat biasa saja ?

   Apa yang kalian perhitungkan ? Seberapa tulus manusia yang ada disamping kalian saat ini ? 50 % dari 100% mereka penuh perhitungan. Ini bukan kebohongan dalam sebuah artikel atau sebuah tulisan. Aku melihat dan merasakannya, sedikit pikiran busukku tentang manusia. Sedikit ulasan yang aku temui dalam dirinya, seseorang yang selalu mengirimkan pesan kedapaku. Hanya sedikit sekali yang ada dalam ingatanku. Dia seorang manusia yang terlihat mati konyol dalam pikiranku. Datang tiba - tiba dan pergi tanpa tiupan angin. Seperti hilang ditelan bumi... Hal buruk menimpaku,praduga tak bersalah dalam hukum alam. Hanya saja aku tetap setia dengan tawa lebar ini. Kami bercerita dan menceritakan hal - hal konyol. Dan dimulailah hari ini dengan irama keras dari sebuah ruangan di rumah Agnes. Rujak dan buah rambutanpun seolah layu mendengar tawa kami yang sangat keras.


"A B C D dan cerita kami berakhir".

  Mulai mecari pilihan lain, berkeliling sudut demi sudut desa. Aku dengan kamera pocketku seolah tak mau melewatkan sudut demi sudut desa ini. Desa yang berada diujung utara kota kami ini terlihat sangat asri dan begitu bersahabat. Tuhan seolah menjaganya agar selalu hijau. Kami berputar mengelilingi persawahan di desa ini. Sebuah potret alam yang sangat indah. Ini mengingatkanku pada sebuah ingatan kecil tentang kampung halaman Ayah dan Ibuku. Hampir sempurna sekali pemandangan alamnya.

  Aku tidak ingin kehilangan setiap moment dalam sudut ini. Silih berganti kamera ini merekam aktivitas kami. Yah.. seperti biasanya, tanpa komando skrip Opera televisi diputar. Kami tertawa terbahak - bahak di area persawahan ini, hampir saja aku dan pipin terjatuh saat melintasi subuah blok kecil skat padi. Hahahahahahahahahahahahahahhaahhahahahahahahahhahahahahahahhahahha
hidup adalah bernafas saat tertawa. Sederhana sekali tawa kami. Sederhana sekali hidup ini. Sederhana sekali mukaku. Sederhana sekali mukamu. Sederhana sekali tulisan ini. Sederhana sekali fikiranku. Lalu apalah arti sebuah kata dalam iklan ? 



" Ini ceritaku, Apa ceritamu? ".....
HAHAHHAHAHAHAHHAHAHAHHAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar