Selasa, 29 November 2011

Garuda di dadaku, Malaysia di perutku !

" Idealism is the doctrine that ideas, or thought, make up either the whole or an indispensable aspect of any full reality, so that a world of material objects containing no thought either could not exist as it is experienced, or would not be fully “real.” "

  Sebuah kalimat aku temukan dalam wikipedia yang dalam terjemahan berarti :
Idealisme adalah doktrin bahwa ide-ide, atau pikiran, membuat baik keseluruhan atau aspek tak terpisahkan dari setiap realitas yang penuh, sehingga dunia benda-benda yang mengandung berpikir tidak baik tidak bisa eksis seperti yang berpengalaman, atau tidak akan sepenuhnya "nyata . "

  Aku tidak ingin membuat skema kesimpulan untuk sebuah kata yang ku artikan diatas. Seorang idealis tak ubahnya seekor gajah dengan gadingnya yang besar tapi dia tidak menggunakannya sama sekali. Biarkan ini mengalir saja, seperti arusnya tapi jangan sampai terhanyut juga. "Ngeli tur ojo keli" inilah cuplikan untuk seorang idealis. Ini menyangkut perdebatan pelikku tadi siang di sudut kota. 

  Aku dan dua orang ini berdebat mengenai pembantaian orang utan. Sedemikian kolotnya manusia - manusia serakah ini. Akan tetapi mereka sangat membutuhkannya. Lalu untuk apa susunan kabinet hijau dibentuk ? Untuk apa seorang presiden memimpin negeri ini kalau kesejahteraan masih saja menjadi perdebatan kolot dan menggigil diantara manusia ujung perbatasan ? Bayangkan puluhan orang utan dibantai hanya untuk mendapatkan upah yang tidak layak. Apa ini adil ?

Kami terus menerus membicarakan topik ini. 

  Satu jam berselang.. kami tidak mendapatkan apa - apa. Hanya saja pikiranku masih saja tertuju pada kata "garuda di dadaku". Apa kata - kata ini masih berlaku bagi mereka diujung sana ? hah ! Aku rasa tidak, yang ada hanya kata "Garuda di dadaku, Malaysia di perutku". Sangatlah terenyuh hati ini. Bagaimana tidak, mereka yang tinggal diujung perbatasan seperti tidak tersentuh kesejahteraan oleh mereka yang berada di atas. Memang benar sudah ada supply kebutuhan pokok tapi masih saja tidak mencukupi. Mereka tentu saja memilih perut kenyang daripada harus menunggu setia dengan hati. 

  Aku manusia biasa, kalau aku menghadapi dua buah pilihan "Jauh atau dekat" pasti aku akan memilih dekat. Negara mereka membayangi negeri ini. Negeri yang kaya akan hamparan luas alamnya tetapi miskin hati nuraninya. Apa ? Apa yang kalian proteskan ? Ini sudah menjadi rahasia umum.

“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Bung Karno

Dan hargailah perjuangannya untuk memepersatukan nusantara raya. Selembar kain putih bernoda darah perjuangannya.... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar